Facebook Makin Besar Sekaligus Kontroversial

PENDIRI Facebook Mark Zuckerberg pada pekan silam mengumumkan pengguna Facebook di dunia kini sudah menembus 250 juta orang.Berdiri pada 2004,Facebook kini menjadi situs jejaring sosial terbesar di dunia.Pada usianya yang kelima tahun,Facebook pun ditaksir memiliki valuasi tidak kurang dari USD6,5 miliar. Pengguna Facebook berasal dari berbagai kalangan. Mulai remaja, profesional, hingga anggota militer. Kelompok militer yang diketahui menggunakan Facebook, antara lain para prajurit Denmark yang sedang bertugas di Afghanistan.


Pada saat ini,Denmark mengerahkan sekitar 700 prajurit untuk mendukung misi NATO melawan Taliban. Komandan Operasional Angkatan Darat Denmark Letnan Kolonel Kim Astrup mengungkapkan, para prajurit Denmark yang bertugas di Afghanistan ternyata tidak hanya menggunakan Facebook untuk berkomunikasi dengan teman, rekan,dan kerabat. Astrup menuturkan, sejumlah prajurit Denmark ternyata juga diketahui mendiskusikan operasi militer di Afghanistan melalui Facebook. Tentu saja angkatan bersenjata Denmark kelabakan mendapati temuan ini. Sebab, informasi yang diungkap melalui Facebook dapat diketahui pihak lain, termasuk lawan.
 ”Kami menggunakan teknologi untuk menguak rencana-rencana operasi Taliban.Akan sangat konyol apabila Taliban ternyata mengendus rencana-rencana kami akibat kecerobohan kami dalam menggunakan teknologi,” ujar Astrup. Astrup menambahkan, para prajurit Denmark memang menggunakan bahasa Denmark saat berkomunikasi melalui Facebook. Namun,Astrup meyakini, penggunaan bahasa Denmark tidak akan menghalangi Taliban untuk menyadap informasi misi tempur tentara Denmark di Afghanistan. Karena itu, Astrup mengungkapkan, angkatan bersenjata Denmark memperingatkan para prajuritnya agar tidak membahayakan misi dengan mengungkap informasi operasi militer di Facebook.
Tetapi,Astrup menegaskan, angkatan bersenjata Denmark tidak akan melarang penggunaan Facebook oleh para anggotanya karena Facebook penting bagi prajurit Denmark untuk berkomunikasi dengan teman dan kerabat. ”Kami hanya mengimbau para prajurit agar menggunakan akal sehat mereka,” tandas Astrup. Sebagian besar prajurit Denmark melakukan operasi militer di Provinsi Helmand,Afghanistan bagian selatan. Saat ini,sudah terdapat 25 prajurit Denmark tewas dalam pertempuran di Afghanistan. Astrup memang tidak berani menyimpulkan apakah sejumlah kematian para prajurit Denmark itu memiliki kaitan langsung ataupun tidak langsung dengan Facebook.
Namun begitu,Astrup menegaskan, pengungkapan informasi sensitif di Facebook tetap tidak layak dilakukan. Kecemasan terhadap risiko yang ditimbulkan Facebook tidak hanya berasal dari Denmark, juga dari Kanada. Badan perlindungan privasi Kanada mengungkapkan, Facebook telah melanggar undangundang privasi Kanada karena Facebook masih menyimpan informasi profil dari orang-orang yang tidak lagi menggunakan Facebook. ”Facebook memang mengaku menempatkan isu privasi sebagai prioritas utama.Tapi kami menemukan pelanggaran privasi serius dalam operasi Facebook,” ujar Komisaris Perlindungan Privasi Kanada Jennifer Stoddart. Stoddart menjelaskan, Facebook saat ini memang memberikan petunjuk kepada pengguna untuk menghapus akun Facebook ketika tidak ingin menggunakannya lagi.

Namun, Stoddart menegaskan, Facebook tidak memberikan petunjuk penghapusan data akun yang dihapus sehingga data tersebut selamanya berada dalam databaseFacebook. Stoddart memberikan waktu 30 hari kepada Facebook untuk mengabulkan gugatan ini atau Stoddart akan menyeret Facebook ke Pengadilan Federal Kanada. Stoddart mengungkapkan,saat ini ada sekitar 12 juta penduduk Kanada atau sepertiga populasi Kanada yang menggunakan Facebook dan privasi mereka harus dilindungi. Stoddart menegaskan, data mantan pengguna Facebook harus dihapus dari database Facebook karena data tersebut dapat diakses secara ilegal oleh para pengembang software pihak ketiga. Pada saat ini, ada lebih dari 950.000 pengembang software pihak ketiga dari 180 negara yang beroperasi di Facebook.

Menjawab gugatan Komisi Perlindungan Privasi Kanada itu, Facebook mengaku masih menyimpan data para mantan pengguna Facebook karena separuh mantan pengguna Facebook cenderung mengaktifkan kembali akun-akun Facebook yang telah mereka matikan. Facebook juga merasa tidak melanggar undang-undang perlindungan privasi Kanada.

Namun begitu,Facebook mengaku siap bekerja sama dengan Komisi Perlindungan Privasi Kanada sehingga kasus ini tidak perlu berlanjut ke pengadilan.”Kami terus berdialog untuk mencari solusisolusi praktis yang menghormati fakta bahwa orang ingin berbagi,tidak menyembunyikan,” tandas Chief Privacy Officer Facebook Chris Kelly.

Sejak 2004,Facebook telah ditimpa berbagai jenis gugatan. Salah satunya,pada 2004 sebuah perusahaan bernama ConnectU, yang didirikan teman sekelas pendiri Facebook Mark Zuckerberg, melayangkan gugatan kepada Zuckerberg. ConnectU menuduh Zuckerberg telah melanggar kontrak lisan dalam mendirikan Facebook. ConnectU mengungkapkan, Zuckerberg telah mencuri ide dan menggunakan source code (kode pemrograman primer) ConnectU dalam membangun Facebook. Pihak- pihak yang bertikai sepakat berdamai pada Februari 2008.Penasihat hukum ConnectU mengungkapkan, ConnectU mendapatkan kompensasi USD65 juta dalam kesepakatan damai itu.

Related Post:




Share/Bookmark

0 komentar:

Post a Comment

powered by PRBbutton My Ping in TotalPing.com

Articel Post

Followers

Novelas News Information. Powered by Blogger.